![]() |
sumber : Wikipedia |
Raja Yosafat adalah salah satu
raja yang takut akan Tuhan, dikatakan dalam ayat 6,bahwa dengan tabah hati ia
menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala
bukit pengorbanan dan tiang berhala yang sudah dibangun oleh raja-raja
sebelumnya. Ayahnya, yang bernama Raja Asa, bukanlah raja yang mengandalkan
Tuhan selama masa hidupnya. Ketika melakukan peperangan selalu mengandalkan
teman dari bangsa-bangsa lain, sehingga Tuhan pernah menyuruh Pelihat
(Nabi-Nya) untuk pergi menegor Raja Asa. Dia marah dan langsung memenjarakan
Nabi tersebut. Bahkan ketika dia sakit, tidak mau datang kepada Tuhan atau
mencari pertolongan dari Tuhan, melainkan pergi mencari pertolongan tabib . Kemudian pada akhirnya
dia harus mati dan dikumpulan bersama nenek moyangnya.
![]() |
Pembagian Kerajaan Israel & Yehuda (slideshare.net) |
Diawal-awal masa dia memerintah sebagai
Raja, Yosafat berfokus untuk memperkuat dirinya (ayat 1), dengan menempatkan
tentara di semua kota yang berkubu di Yehuda, serta di kota-kota Efraim, yang
telah berhasil direbut oleh ayahnya.
Langkah kedua mencari penyertaan
Tuhan. Melalui hidup dengan mengikuti jejak pendahulunya, Daud, Bapa leluhurnya
dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya, hidup menurut
perintah-perintah-Nya dan tidak mengikuti pola hidup bangsa Israel
Langkah ketiga, ini merupakan
langkah tema yang akan dibahas. Sebab langkah ini, merupakan langkah yang belum
pernah dimulai atau dilakukan oleh raja-raja bangsa manapun di dunia. Baru Raja
Yosafat sendirilah dan bahkan satu-satunya yang telah melakukan langkah
berikut. Melalui langkah inilah sebenarnya maka percepatan kemajuan suatu
bangsa dapat segera terealisasi dengan cepat dan baik. Yakni pada tahun ketiga
pemerintahannya ia mengutus beberapa
pembesarnya, yakni Benhail, Obaja, Zakharia, Nataneel, dan Mikha untuk mengajar
di kota-kota Yehuda. (ayat 7). Serta di ayat 8, bersama-sama mereka turut
juga beberapa orang Lewi, yakni Semaya,
Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, dll, juga diserta imam-imam Elisama dan Yoram.
Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat Tuhan. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda
sambil mengajar rakyat (ayat 9).
Artinya, kalau kita aplikasikan
di kehidupan sekarang, untuk bisa mempercepat kemajuan bangsa kita, pemerintah pusat
bangsa kita, yakni Bapak Presiden, beserta seluruh menteri-menterinya, juga
pemerintah daerahnya, yakni Gubernur maupun Bupati dan Walikotanya, menyuruh
staf elitnya sendiri, dan bahkan diri mereka sendiri untuk pergi langsung ke
seluruh wilayah bangsa kita, untuk mengajar seluruh masyarakat Bangsa
Indonesia.
![]() |
Jokowi mendongeng (suara.com) |
Bapak Jokowi sendiri pernah
memberikan contoh, ketika hari anak nasional, beliau sendirilah, yang mengajar
anak-anak secara langsung dengan mendongeng buat mereka. Mendongengkan cerita-cerita
Rakyat kita yang sangat melegenda. Supaya bangsa kita tidak kehilangan jati
dirinya yang sebenarnya. Nilai-nilai baik dan luhur yang merupakan warisan dari
bangsa kita bisa akhirnya diwariskan kepada generasi-generasi penerus. Apalagi
jika hal itu diembankan kepada para pemimpin bangsa kita, terjun langsung untuk
mengajarkan nilai-nilai tersebut, niscaya seluruh masyarakat, khususnya
anak-anak, akan merasa sangat termotivasi untuk segera memiliki nilai-nilai
yang diajarkan tersebut. Mereka melihat contoh nyata, bahwa nilai-nilai
tersebut sudah dihidupi oleh para pejabat tersebut.
Itu juga berarti para pejabat
yang turun tangan langsung untuk mengajar ke seluruh wilayah bangsa kita
adalah, para pejabat yang juga merupakan pejabat yang jujur, berintegritas dan
tangguh dalam mengemban misi yang disuruh oleh Presiden maupun jajarannya.
Saya kira ini, juga merupakan
langkah praktis untuk mempercepat kemajuan pendidikan bangsa kita. Bila seluruh
elit-elit bangsa kita mulai dari eksekutif, legislatif (para anggota DPR),
maupun Yudikatif (Mahkamah Agung dan seluruh jajarannya) di seluruh Indonesia turun
ke masyarakat, mengambil hari-hari tertentu, dalam gerakan mendidik anak bangsa.
Niscaya bangsa kita akan segera menjadi bangsa yang besar sekaligus tangguh.
Dan ini tentunya menjadi ingatan tersendiri bagi si anak, yang luar biasa, yang
bisa mendorong mereka untuk segera merealisasikan mimpi-mimpi mereka.
Apa yang terjadi setelah
langkah-langkah tersebut dikerjakan, yakni dengan memperkuat kota-kotanya,
mencari penyertaan Tuhan dan hidup didalamnya, serta gerakan mengajar para
pembesar yang turun ke bawah untuk
mengajar seluruh rakyat; ketakutan yang dari Tuhan menimpa semua kerajaan di
negeri-negeri sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan
Yosafat. Bahkan mereka bukan hanya takut, bangsa-bangsa tersebut juga membawa
persembahan kepada Yosafat. Dan dikatakan juga bahwa Yosafat makin lama makin
kuat, menjadi luar biasa kuat.
Berarti kalau kita coba ambil
makna rohaninya dalam konteks sekarang, maka niscaya bangsa kita bisa menjadi
bangsa yang sangat maju, baik perekonomiannya, baik karakter seluruh elemen
bangsa, hingga pembangunan demi pembangunan di seluruh wilayah Bangsa Indonesia,
mulai dari Aceh hingga ke paling timur
wilayah bangsa kita, yakni Merauke akan segera terealisasi dengan cepat. Bahkan
wibawa para pemerintah kita akan semakin lama semakin kuat, dan akan sangat
disegani oleh bangsa-bangsa lain.
![]() |
sumber : aoc.com |
Pemerintah bangsa kita, bisa
mencoba menerapkan langkah-langkah ini yang sudah pernah diterapkan oleh Bangsa
Israel, yakni Raja Yosafat. Coba melakukan langkah ketiga saja, membuat
kegerakan mengajar anak bangsa oleh para elit pemerintah bangsa kita, niscaya
kemajuan bangsa kita akan segera teralisasi. Disamping para pemimpin-pemimpin
tersebut juga sudah harus memiliki karakter yang benar dalam hidup
kesehari-hariannya, maupun ketika menjalankan amanah atau tanggung jawab yang
sudah diembankan kepada mereka dalam memimpin bangsa ini.
Majulah bangsa ku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar