Sabtu, 22 Juli 2017

Penyertaan Tuhan yang Sempurna (2 Raja-raja 8 : 8-23) ELISA BAG.4



sumber gambar : imgrum.net


Terkadang kita memang gampang  menjadi kecewa terhadap banyak hal dalam kehidupan ini. Bisa kekecawaan itu muncul dari diri kita sendiri dan juga bisa dari luar.  Kekecewaan dari dirikita sendiri lebih kepada merasa ketidakmampuan dalam melakukan suatu hal. Ketika sudah melakukan suatu hal tapi hasilnya tidak memuaskan dan bahkan membuat kita bisa down sendiri. Sehingga mengakibatkan kecenderungan untuk apatis dalam menghadapi suatu hal. Tapi kebanyakan juga kekecewaan dari dirisendiri tak lepas dari kekecewaan yang timbul dari luar diri kita.

Bisa saja kita dikecewakan oleh orang yang terdekat dengan kita seperti orangtua kita, pasangan, anak ataupun sahabat dekat kita sekalipun. Dan mungkin juga bisa berasal dari pimpinan kita, yang terkadang sulit untuk melihat segala potensi yang masih belum terbuka. Tapi dalam perikop ini, kita seharusnya bisa belajar untuk tidak memendam rasa kekecewaan tersebut semakin dalam dan semakin dalam lagi, sehingga kita akhirnya stagnan dan tidak bisa maju lagi. Sebab ada penyertaan Tuhan yang begitu sempurna dalam kehidupan kita.

Sekalipun kita ada dalam peperangan ataupun badai kehidupan, penyertaannya tak pernah berakhir. Hal itu tampak dialami oleh bangsa Israel yang sedang berperang menghadapi Aram.  Mengapa kita tidak perlu takut dalam kondisi peperangan sekalipun ?

Pertama, Tuhan membukakan strategi musuh kepada kita. Ketika Raja Aram berunding dengan pegawai-pegawainya, “ke tempat ini dan itu, kamu harus turun menghadang”, tetapi strategi tersebut selalu bocor ke Bangsa Israel sehingga bisa membuat strategi terbaik dalam menghadapi segala rencana musuh. 

Raja Aram merasa heran, mengapa? Apa ada pasukannya yang berpihak kepada Israel dan menghianatinya? Akhirnya dilaporlah bahwa itu semua adalah perbuatannya Elisa. Dan raja memutuskan untuk segera menangkapnya yang waktu itu dia ada di Dotan.

Kedua, Sekalipun posisi kita sudah diketahui musuh, bahkan sudah dikelilingi sehingga tidak ada lagi tampaknya jalan keluar, ambil tindakan “percaya kedaulatan Tuhan”. Tuhan pasti punya rencana akan hal itu, sesuatu yang mungkin belum bisa kita lihat tapi ketika memberikan dan menyerahkan bagian kita kepadanya, niscaya dia akan bertindak. Seperti, budaknya Elisa yang langsung berkata :”Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” 

Jawab Elisa, “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” Ketiga, miliki keyakinan ini ketika kita sudah dalam pertempuran sekalipun, bahwa pasukan kita yang berjaga-jaga disekeliling kita itu lebih banyak daripada pasukan musuh yang terlihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.

Beberapa mungkin langkah praktis yang bisa kita kerjakan untuk menang didalam peperangan atau sedang mengalami badai kehidupan sekalipun. Pertama, berdoa. Lalu berdoalah Elisa : “Ya Tuhan, bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” Maka Tuhan membuka mata bujang itu, yang khawatir itu, sehingga ia bisa melihat. Kemudian Elisa kembali berdoa, “Butakanlah kiranya mata orang-orang ini.” Maka dibutakan Tuhan mata mereka sesuai dengan doa Elisa. Berdoa bagi orang yang ada bersama kita, diri kita dan bahkan berdoa bagi musuh kita sekalipun.

Kedua, buka mata. Terkadang sering menutupi kelemahan kita, atau sengaja menyembunyikan kegagalan dan semua rasa kekecewaan tersebut. Juga terkadang kita menganggap orang lain atau bahkan musuh kita lebih besar dari pada Tuhan kita. Itu merupakan pandangan yang salah. Memang terkadang sulit untuk bisa membuka mata sesuai dengan maksudnya Tuhan. Dan juga butuh anugerah untuk membuka mata supaya bisa melihat bagaimana caranya Allah bekerja. 

Ketiga, hal praktis yang bisa kita lakukan dalam kondisi peperangan atau badai sekalipun,yakni : berbuat kasih. “Biasakah kaubunuh yang kautawan dengan pedangmu...? Tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang kepada tuan mereka.”

Perlunya mengasihi kembali orang yang sudah mengecewakan kita, atau bahkan musuh kita sekalipun. Meskipun awalnya sulit untuk bisa melakukan hal-hal aneh seperti itu. Tapi coba untuk bisa melakukannya. Sebab ketika kita sudah berhasil melakukannya maka sesungguhnya kita sudah naik kelas. Atau kita sudah bisa menjadi pemimpin berikunya dimasa mendatang.

Sebab Tuhan Yesus sendiripun pernah berkata, mengasihi orang yang mengasihimu, apa bedanya dengan orang dunia, sebab merekapun juga melakukannya. Tapi yang ditekankan olehnya adalah mengasihi orang yang membenci kita, atau musuh kita sekalipun dan berdoa bagi dia supaya dia bisa bertumbuh dalam anugrahnya Tuhan semata.

Penyertaan Tuhan yang sempurna kepada kita semua, dikarenakan Tuhan sendiri yang berperang bagi kita, menolong kita dalam setiap kelemahan kita, memberikan kita strategi lawan sehingga kita mampu membalasnya, memberikan kita pasukan yang ternyata terus menjagai kita di sekeliling kita, pasukan kuda dan kereta berapi-api. Sehinga kita tidak perlu kuatir dan bimbang lagi dalam menghadapi semua lawan-lawan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...