Olimpiade Musim Dingin resmi dibuka di Pyeounchang, dan akan berlangsung mulai hari Jumat (9/2/2018) hingga penutupan pada Minggu (25/2/2018). Dimana upacara pembukaannya diadakan di Pyeunchang Olympic Stadium, sebuah bangunan dengan kapasitas untuk 35.000 penenton. Olimpiade kali ini menjadi ajang kedua bagi Korea, ketika sebelumnya Olimpiade Musim Panas pernah digelar di Seoul pada tahun 1988.
Seperti yang
dilansir kompas.com (9/2/2018), dan juga berdasarkan situs resmi web Olimpiade,
bahwa perhelatan Olimpiade Musim Dingin kali ini, menjadi ajang ke-23. Dimana
Olimpiade Musim Dingin pertama berlangsung di Chamonix, Perancis pada tahun
1924. Kemudian setelah Korea Selatan, Beijing akan menjadi tuan rumah Olimpiade
Musim Dingin tahun 2022. Juga di dalam Olimpiade Musim Dingin kali ini, ada 92
negara yang berpartisipasi. Dan para atlet akan bertanding dalam 15 jenis cabang
olah raga musim dingin, yakni olah raga yang berhubungan dengan es.
Melihat sejenak sejarah Olimpiade.
Seperti yang
dilansir dari jambi.tribunnews.com (15/8/2016), awalnya Olimpiade hanya
berlangsung di Yunani Kuno. Kemudian berakhir pada 393 M, yang dihentikan oleh
Kaisar Romawi, Theodosius. Selanjutnya oleh seorang bangsawan Perancis bernama
Piere Fredy Baron de Coubertin pada tahun 1894 mengadakan kongres untuk
menghdupkan Olimpiade kembali dan hasilnya didirikanlah Komite Olimpiade
Internasional (IOC). Kemudian pada tahun 1896, Athena , Ibu kota Yunanii
dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama.
Selanjutnya
perhelatan pertandingan olahraga Olimpiade ini digelar empat tahun sekali. Sampai
hingga sekarangpun pelaksanaannya terus digelar. Sempat terkendala pada
masa-masa Perang Dunia kedua. Dan selama Abad ke 20-21, IOC melakukan evolusi
perubahan penyelenggaraan olimpiade ini. Selain perhelatan Olimpiade Musim
Panas, ada beberapa penyesuaian yang dilakukan. Yakni penciptaan Olimpiade
Musim Dingin untuk olahraga es dan salju, Paralimpiade untuk atlet dengan
kekurangan fisik dan Olimpiade Remaja untuk para atlet remaja.
Fakta menarik
ketika perhelatan pembukaan Olimpiade Musim Dingin tahun 2018 ini dibuka, yakni
adanya penggabungan tim hoki perempuan yang menjunjung bendera unifikasi antara Atlet Korea Utara dan Korea Selatan
pada pembukaan olimpiade pada hari ini (9/2/2018). Dan tim gabungan ini juga akan
bertanding nantinya. Sebagai sebuah upaya untuk menunjukkan hangatnya rasa persatuan
antara kedua negara dimana setelah Perang Dunia kedua, akhirnya berpisah.
Perhelatan
Olimpiade Musim Dingin kali ini, juga ingin menyampaikan pesan kepada dunia,
pesan yang begitu kuat tentang persahabatan, perdamaian dan kebersamaan. Hal
yang menarik, pada acara pembukaan, yang dapat kita saksikan yakni adanya penampilan
lima anak-anak Korea yang memakai baju yang berwarna-warni, sebagai
representase dari unsur-unsur yang diyakini di Korea yakni unsur api, air,
kayu, logam dan tanah. Dengan ditemani oleh Harimau putih besar, yang melambangkan
semangat dan jiwa orang Korea.
Lee Hee-Beom,
sebagai POGOC (Presiden and CEO of the Organising Committee), seperti yang
dilansir di olympic.org, bahwa, “Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018 akan
memimpin kita –orang Korea, ke dunia rekonsiliasi. Sama seperti penyelenggaraan
Olimpiade Seoul tahun 1988 yang bisa
memecahkan konflik perang dingin antara Timur dan Barat 30 tahun yang lalu,
kita berharap kebersamaan dan partisipasi dua Korea pada ajang Olimpiade Musim
Dingin PyeongChang akan kembali membawa
damai di negeri kita.”
Kemudian,
Presiden IOC (International Olympic Committee), Thomas Bach, berpesan kepada
para atlet, mengingatkan mereka untuk menjaga semangat fair
play (permainan yang adil), maupun spirit dari Olimpiade itu.
“Kalian akan
menginspirasi kami semua untuk hidup bersama di dalam perdamaian dan harmoni
meskipun kalian semuanya berbeda. Kalian akan menginspirasi kami dengan
bertanding untuk kehormatan tertinggi di dalam Olimpiade, dengan spirit
keunggulan, saling menghormati, dan adil (fair
play).” Selanjutnya Ia berkata lagi, “Kalian hanya dapat menikmati
pertandingan Olimpiade ini, jika kalian menghormati segala aturan dan bermain
bersih. Hanya dengan itu, prestasi kalian akan dikenang sepanjang masa, sebagai Olimpian sejati dan berharga.”
Meskipun
Indonesia tidak mengirimkan atletnya kesana, tapi Indonesia tetap mendukung
acara akbar ini. Bahkan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia, Tae Young, akan
memberangkatkan beberapa awak media maupun atlet untuk bisa melihat
pertandingan Olimpiade Musim Dingin di PyeoungChang.
Pemberian Kondom hingga Samsung Note
Terbaru
Hal yang unik
lainnya, seperti yang dilansir oleh Kompas.com (1/2/2018) yakni pemberian
kondom sebanyak, 110ribu item kondom dibagikan kepada seluruh atlet. Sebagai
upaya untuk pencegahan penyebaran penyakit HIV Aids. Dan angka ini menjadi
pemberian terbesar di sepanjang perhelatan event Olimpiade Musim Dingin yang
lalu. Dimana perusahaan karet, bernama Convenienco.co bersedia mendonasikan
seluruh kondom tersebut untuk bisa menyukseskan perhelatan akbar ini.
Kemudian Atlet
Korea Utara yang berjumlah 24 atlet, menolak pemberian Samsung Galaxy Note 8
edisi Olimpiade. Dikarenakan hanya boleh memakai disepanjang pertandingan
olimpiade dan harus mengembalikannya lagi. Itu disebakan karena negara tersebut
sedang mendapatkan sanksi dari PBB untuk tidak menggunakan barang-barang mewah
dan berteknologi tinggi yang kemungkinan bisa digunakan oleh pihak militer.
Bukan hanya Korea Utara, Iran juga mendapatkan sanksi yang sama. Cuma atlet
Iran sebanyak 4 orang, menerima syarat itu.
Implikasi Makna Perhelatan Event Olimpiade
ini
Kita perlu
memaknai dengan benar makna yang coba ingin disampaikan melalui perhelataan
akbar ini. Coba kita lihat bersama, bahwa dengan olahraga, masyarakat dunia
bisa bersatu di dalam rasa kebersamaan dan persatuan. Prestasi yang pernah
dihasilkan melalui olahraga ini, salah satunya adalah pernah membatalkan situasi
perang dingin yang terjad antara Barat dan Timur. Meskipun akhirnya pernah
gagal tidak bisa mencegah terjadinya Perang Dunia kedua yang lalu.
Selanjutnya ada
harapan harapan yang besar untuk bisa menyatukan kembali negara Korea, supaya
tidak berpisah seperti sekarang ini, yakni Korea Utara dan Korea Selatan.
Seperti ketika pernah bersatunya dua negara di Eropa yang sempat terpecah,
yakni Jerman Barat dan Jerman Timur. Dan langkah itu sudah dimulai dengan
pemasangan bendera unifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Bagi negara
kita, yang masih utuh sampai sekarangi ini, pemaknaanya harus bisa lebih lagi.
Negara Korea itu masih satu rumpun dan satu bahasanya, sedangkan bangsa
kita,terdiri dari banyak rumpun dan suku-suku bangsanya, serta banyak
bahasanya. Melihat perpecahan yang sudah terjadi di Korea, sangatlah merugikan
dan menyengsarakan warganya sendiri yang notabene masih satu rumpun, apalagi
kita yang sangat multi etnis, bibit-bibit perpecahan itu sangatlah kuat.
Jangan hanya
karena kepentingan politik dari parpol-parpol yang ada, dimana mereka telah
berubah arah dengan memainkan segala cara untuk bisa memenangkan kontestasi pemilihan
di negara kita, maka kita harus terpecah belah. Memainkan isu sara, yang
seharusnya kita sudah bisa lewati,tapi harus masih mudah tersulut emosi dan
jiwa kita sehingga terpengaruh dan memberikan efek yang tdak baik bagi bangsa
kita. Jangan sampai permainan politik yang sudah kita saksikan bersama di DKI
Jakarta, akan terulang kembali di ajang pilkada maupun pilpres yang akan kita
hadapi di tahun ini maupun yang akan datang.
Terakhir,
kitapun akan sebagai tuan rumah dalam event olah raga seluruh Asia, yakni Asian
Games. Mari kita tunjukkan bahwa kita bisa bersatu dan bekerjasama dalam
menyukseskan perhelatan ini. Juga melalui event ini, bangsa kita semakin sadar
dan paham nilai-nilai akan sportivitas, keadilan, kerja keras, spirit kerja
sama dalam tim yang kuat, dan tentunya disiplin serta taat aturan, itulah yang bisa
menuntun bangsa kita semakin menjadi bangsa yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar