Prabowo memang
top dalam memilih kader-kader yang militan. Mulai dari rakyat biasa hingga
rakyat pejabat bisa disulap menjadi orang-orang yang solid dan kompak akan
mendukung dia di dalam perhelatan pilpres nantinya. Bahkan ketika kalahpun di
pilpres tahun 2014 lalu, seperti yang dilansir CNN.com (21/8/2018) para
pendukung selalu setia mampir ke gedung MK mulai pagi hingga sore. Meskipun
katanya tidak dibayar dan hanya
bermodalkan transport dan dua boks nasi kotak, mereka akan tetap setia
mendemo ke kantor MK.
Salah satu
pendukung dan relawan bentukan Prabowo yaitu Gerakan Rakyat Pendukung (Gardu)
Prabowo. Dimana Gardu ini dibentuk tahun 2008 lalu, berarti sekarang sudah
berdiri sekitar 10 tahun. Dimana di tahun 2014 saja, menurut Hamzah Palloloi (Sekjen DPN Gardu kala itu)
menyatakan jumlah relawan yang tergabung dalam barisan ini sudah mencapai 2
jutaan lebih anggota. Tidak tahu jumlah fix keanggotaanya sekarang.
Partai
Gerindra di dalam website official mereka tidak mencantumkan website resmi
daripada Gardu tersebut, hanya menampilkan website gratisan dan infonya tidak
begitu jelas. Dinyatakan bahwa Gardu Prabowo adalah organisasi sayap partai
Gerindra yang menjaring aspirasi masyarakat Indonesia pendukung Prabowo
Subianto menjadi Presiden Republik Indonesia. Dengan ketua umumnya adalah
Petrus Sunyoto, tapi sudah almarhum empat
tahun lalu. Belum ada penggantian yang ditampilkan secara resmi di dalam
website official mereka tersebut.
Tapi ketika
melihat Gardu ini apakah sudah berdiri hampir di seluruh provinsi Indonesia? Belum
tahu informasi detailnya. Sebab informasi tentang organisasi sayap ini tidak
dipublish untuk umum. Ketika kita mencari di situs pencarian hanya akan muncul
sejumlah kegiatan Gardu di beberapa provinsi. Yakni di Aceh, Sumatera Utara,
Riau, Jawa Timur dan beberapa daerah lainya.
Seperti
aktivitas Gardu Prabowo di Sumatera Utara, dilansir dari Analisadaily.com (26/8/2017),
Ketua Cabang Gardu yakni Irsan Diapari Lubis, melakukan kunjungan ke DPC
Gerindra Kota Medan. Akan terus berjuang untuk bisa memenangkan Prabowo
Subianto di dalam Pilpres di tahun depan. Dan yang paling dekat adalah memenangkan pasangan
Eramas di Pilgubsu tahun ini.
Kemudian Bobby
O Zulkarnaen, ketua DPC Kota Medan, di sela-sela kedatangan Gardu Kota Medan, menyatakan
hal itu menambah semangat mereka untuk berjuang di tahun-tahun politik ini. Beliau
berpesan untuk memperkuat pembangunan infrastruktur (jaringan) Gardu Prabowo
maupun Partai Gerindra di setiap kelurahan maupun desa. Rekrutlah orang-orang
yang diluar dan yang belum mengenal Gerindra ataupun Prabowo. Itulah pesannya,
dan pesan itu akan terus bergulir ke seluruh Indonesia.
Ternyata bukan
hanya Gardu Prabowo kekuatan sayap Prabowo, ada lagi, yaitu TIDAR (Tunas
Indonesia Raya). Untuk organisasi ini resmi terang-terangan infonya dibuka. Dan
bahkan sudah punya website resmi, yakni
tidar.or.id. Bisa diakses bahkan bisa merekrut orang-orang muda yang mau
bergabung di dalam wadah ini. Hanya dengan satu syarat usia tidak lebih dari 35
tahun.
Tunas
Indonesia Raya atau TIDAR adalah organisasi pemuda Indonesia yang berdiri sejak
7 Juli 2008. Tujuan dari organisasi seperti yang dilansir oleh website offisial
Partai Gerindra adalah untuk menyerap,
menampung dan menyalurkan aspirasi anak-anak muda di Indonesia, agar dapat
memberikan kontribusi kepada nusa dan bangsa. Dengan cara yang diinginkan
sesuai dengan aspirasi pemuda, bahasa yang dimengerti di antara anak muda, dan
dengan gaya dan cara yang disukai anak muda.
Selain
Gardu Prabowo dan Tidar, yang nyata-nyata di bawah Gerindra, ternyata masih ada
yang independen diluar dari kepengurusan Gerindra, tapi langsung di bawah
komando Prabowo. Yakni Permata Prabowo Jatim.
Dimana lembaga ini sangat eksis di tahun 2014 lalu. Tapi sekarang
gerakannya di tahun-tahun ini, apakah masih eksis. Infonya sulit didapat
melalui rekam jejak digitalnya. Hanya ada info sekilas di web yang masih
gratisan yakni di servernya blogspot.co.id.
Kesolidan dan
kekuatan Prabowo untuk kali ini patut untuk menjadi perhatian kita bersama. Kali
ini akan betul-betul all out didalam
pemenangannya untuk bisa menjadi Presiden. Hasrat yang sudah tertunda selama
sepuluh tahun yang lalu yakni di tahun 2009-2014, sampai rela menjadi wakilnya
Megawati, kemudian di tahun 2014-2019, menjadi capres bersama dengan Hatta
Radjasa, tidak akan terulang lagi.
Kali ini akan
habis-habisan untuk bisa memenangkan gelaran pilpres di tahun depan. Sebagai
langkah awal harus memenangkan daerah per daerah dulu. Baru mencoba untuk
memenangkan secara nasional. Langkah pertama sudah sukses, yaitu sudah
memenangkan 58 persen DKI Jakarta. Sekarang tinggal di daerah-daerah lain. Meskipun
tampak aneh di Pilgug Jatim, ternyata satu kapal dengan Partai PDIP.
Beliau sudah
punya Partai Gerindra, dengan pengikut Fadli Zon yang hobinya nyinyir. Punya
organisasi sayap, yakni Gardu Prabowo
yang rela tanpa dibayar cukup dengan adanya transportasi dan boks makanan.
Dimana organisasi ini siap jadi tameng betulan buat Prabowo. Ditambah lagi dengan
mempersiapkan gerakan anak-anak muda di dalam organisasi Tidar-nya.
Bukan hanya
itu, Prabowo juga sudah punya koalisi yang tampaknya abadi, bersama dengan
Partai PKS dan Partai PAN. Apakah akan betul-betul terbentuk koalisi ini lagi
di daerah-daerah lain seperti yang sudah ada di DKI dulu? Dimana yang lebih
banyak para kadernya di koalisi umat yang akhirnya ditangkap KPK ketika
menjabat.
Adapun kasus
mahar yang sempat terpublish dengan sebegitu rupa, akhirnya bisa melempeng di
tangannya Prabowo. Para kadernya tidak punya nyali yang lebih untuk bisa
melapor ke Bawaslu. Dan akhirnya oleh Bawaslu kasusnya dihentikan.
Selanjutnya
kekuatan di PKS ada bang Rico Marbun, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median.
Yang siap mengubah perspektif kita ketika membaca hasil surveynya. Dengan modal
seribu orang sampel saja, sudah bisa mengklaim bahwa pemilihnya Jokowi itu
pemilihnya adalah orang-orang yang berpendidikan rendah, dan yang berusia tua.
Sedangkan pemilihnya Prabowo adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi serta
muda lagi. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com (22/2/2018)
Adalagi sang
Punggawa PAN, Kakek Amien Rais, meskipun sudah tua, jangan main-main dengan
Atuk yang satu ini. Beliau aja berani mengatakan kepada Presiden RI sekarang,
dengan sebutan lurah Indonesia, apalagilah yang lainnya. Dukungan Amien Rais
pastilah tidaklah lari dari Prabowo.
Dan paling number wahid, ada FPI dibelakangnya. Dan
Prabowo sendiripun berterima kasih kepada FPI yang sudah boleh mendukung
Anies-Sandi waktu itu di gelaran Pilkada DKI waktu lalu. Tidak akan menutup
kemungkinan akan mendukung terus di pilkada tahun ini maupun pilpres di tahun
depan.
Jadi jangan
anggap enteng yah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar