Kerap kali memang, politisi yang satu ini, selalu dan sepertinya tidak akan pernah lepas dari sorotan media. Komentarnya ataupun mungkin nyinyiran yang selalu disampaikannya akan menjadi hits dalam setiap pemberitaannya.
Terlepas apakah
nyinyiran yang ia sampaikan merupakan bagian
daripada kritik kepada pemerintah, atau memang karakternya adalah begitu. Yakni
senang melihat orang lain susah, tapi sedih melihat orang lain sukses. Terkadang
nyinyirannya membuktikan bahwa dirinya lebih banyak kelihatan tidak pintarnya
daripada pintarnya.
Seorang Fadli
Zon, dimana-mana akan selalu menjadi sorotan publik ketika beliau mengeluarkan
statement ataupun sebuah pernyataan. Contoh nyinyiran yang hot yang ia
sampaikan melalui akun medsosnya yakni kepada Ibu Sri Mulyani. Yang sudah
jelas-jelas prestasinya diakui dunia, menjadi menteri terbaik di dunia. Tim Penilai
untuk memberikan kategori terbaik, bukannya berasal dari kelas abal-abal,
melainkan tim yang sudah diakui dunia, yakni Erst and Young. Serta
penyelenggaranyapun bukan dari suatu negara tertentu, melainkan diselenggarakan
oleh World Government Summit. Dimana penghargaan ini baru dimulai sejak 2016 lalu.
(sumber: liputan6.com, 11/2/2018).
Berdasarkan
pengakuan Ibu Sri Mulyani, bahwa semingu sebelum ia dinominasikan sebagai
menteri terbaik, sebelumnya ada delapan menteri yang sudah masuk ke penyelenggara
World Government Summit. Kemudian tim penilai yang di-hire yakni Erst and Young (tim independen konsultan), melakukan
sejumlah riset untuk mendapatkan feedback
dari seluruh dunia. Baik itu data dari media massa, media sosial, investor
maupun dari berbagai laporan lainnya, dan akhirnya diputuskan bahwa Ibu Sri
Mulyani yang didaulat menjadi Menteri Terbaik di seluruh dunia. Penghargaan
tersebut diserahkan oleh Perdana Menteri Uni Emirat Arab, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum.
Selanjutnya oleh Bapak Jokowi menyatakan bahwa penghargaan tersebut
menjadi bukti jika pengelolaan ekonomi Indonesia dalam jalur yang tepat dan
efektif. Dengan demikian, penghargaan kepada Sri Mulyani ini patut mendapatkan
apresiasi seluruh rakyat Indonesia.
"Itu pengakuan dunia dan penghargaan itu diserahkan langsung Sheikh
Muhammad Al Maktum Uni Emirat Arab kepada Menteri Keuangan dan penentuannya
juga berdasarkan analisis panjang Ernest & Young, lembaga reputasi dunia
baik," ujar Jokowi di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta,
Senin (12/2/2018).
Tapi beda, kalau kacamatanya Fadli Zon dalam
memandang prestasi tersebut. Ketika dunia internasional sudah memandang bahwa
Ibu Sri yang terbaik, Bapak Fadlli Zon justru lain.
"Kok bisa jadi menteri
keuangan terbaik ketika target tak ada yang tercapai (pertumbuhan n pajak),
subsidi dicabuti, impor naik, utang melonjak," cuit akun @fadlizon Senin
pagi, (12/2).
Berdasarkan pantauan
JawaPos.com (12/2/2018), yakni setelah dicuit enam jam lalu, tweet Fadli Zon itu
diretweet hingga 500 kali dan dibalas 1.062 pengguna twitter.
"Kok bisa nyinyir
terus pdhl dari 50 RUU cuma hasilkan 6 UU? Sibuk twitteran bos ? Anggota DPR
apa buzzer,” Balas seorang netizen kepada cuitannya.
Itu baru satu hal, nyinyiran berikutnya kepada Ibu
Susi Pujdiastuti. Seperti yang dilansir bangka.tribunnews.com (12/2/2018),
sewaktu beliau membuat kultwit ulang
tahun kesepuluh Partai Gerindra, Rabu (7/2/2018). Ada sekitar 17 kicauan
tentang sepak terjang Partai Gerindra selama sepuluh tahun berdirinya, mulai
pertumbuhan, harapan, hingga rencana pemenangan Prabowo di Pilpres 2019.
Kemudian
pada tweet ke 13 Fadli Zon mengkritik
kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan soal penenggelaman kapal. Seperti
berikut, :
"13) Di tempat lain, kita membangga-banggakan
jumlah kapal nelayan asing yang berhasil ditenggelamkan, serta klaim populasi
ikan yang meningkat, seolah itu adalah ukuran keberhasilan Kementerian Kelautan
dan Perikanan. @Gerindra, tulisnya.
Tak berapalama, Ibu Susi langsung balas cuitannya
Bapak Fadli Zon dengan mengatakan,
"Ukuran keberhasilan yg telah anda lakukan apa Pak Fadli yth???
Mohon pencerahan,"
Komentar Menteri Susi itupun dengan cepat menyebar di Twitter.Hanya
empat jam setelah ditulis, komentar itu telah diretweet lebih 4 ribu kali, jauh
melebihi postingan asli Fadli Zon yang hanya 63 kali dibagikan.
Bapak Fadli Zon pun sempat membalas komentar Menteri Susi tersebut. Apa
jawabannya?
"Sy tuangkan dlm 3 buku "Berpihak Pada Rakyat" apa yg sy
lakukan (bukan klaim keberhasilan) kurun 2014-2015, 2015-2016, 2016-2017 sb
@DPR_RI," tulis Fadli.
Ternyata
ujung-ujungnya Bapak Fadli Zon jadi jualan buku teori buatannya. Dapat promosi
gratis apalagi viral tentang cuitan kritik tersebut.
Apakah Selamanya Akan Begitu?
Memang belum
bisa diprediksi, bagaimana kedepannya Bapak yang satu ini. Tapi memang dia
berasal dari partai seberang, rasa-rasanya memang pantas untuk melakukan hal
itu. Tapi seandainya, partai maupun junjungannya yang akan memenangkan pilpres
mendatang? Akankah daya kritisnya tetap akan keluar,seperti yang sudah Ia
lakukan selama ini? Rasanya tidak mungkin hal itu terjadi.
Yang pasti
akan terus jilat-jilat sang idola. Meskipun ketika Sang Idola tampak jelas-jelas
melakukan sebuah kesalahan. Di mata
beliau hal tersebut akan tetap benar.
Padahal sebagai
seorang kritisme sejati, hal-hal yang dilakukan Bapak Fadli ini, bukanlah tergolong
kritik yang membangun. Melainkan lebih kepada kritik yang menjatuhkan lawan
politiknya. Sebab sebagai seorang kritisme sejati, selayaknya tidak mengenal
mana lawan dan mana kawan. Entah itu kawan ataupun lawan,ketika dia salah, yah
nyatakan salah. Tapi ketika dia benar, nyatakan benar.
Seperti yang
pernah dikatakan Nabi Sulaiman dalam Kitab Amsal, bahwa, Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi.
Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara
berlimpah-limpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar