![]() |
Tampilan Pak Anies Sandi dan Pak Ahok di IJakarta |
Pak Ahok
memang the best dalam merancang
sebuah program. Program yang dikerjakannya memang betul-betul matang. Meskipun
tidak memimpin lagi, ada banyak legacy
atau warisan yang ditinggalkan beliau. Termasuk program aplikasi I-Jakarta.
Sebuah aplikasi pinjam buku sepertii perpustakaan.
Berikut
pernyataan beliau dalam profil yang terpasang di fitur e-Pustaka. Menjadi pelayan publik bukan pekerjaan
mudah. Masyarakat perlu mendapat perhatian lebih. Masyarakat perlu pelayan dan
pemimpin yang melayani. Salah satu cita-cita Gubernur DKI, Ir. Basuki Thahaja
Purnama,M.M,biasa disapa Ahok, adalah memberi fasilitas umum gratis untuk
membaca tanpa dibatasi ruang dan waktu. Cita-cita tersebut terwujud untuk warga
Jakarta dengan hadirnya aplikasi perpustakaan digital bernama Ijakarta sebagai
gagasannya yang sekarang ada dihadapan Anda.
Perpustakaan digital (ePustaka) miliknya ini
berisi buku-buku koleksi belia yang dapat dibaca oleh siapa saja dan kapan
saja. Anda pun dapat mengikutinya sebagai follower di ePustaka ini. Memberikan
komentar terhadap buku yang Anda baca di laman ePustakanya. Perpustakaan
digital Pak Ahok ini memperpendek jarak komunikasi warga Jakarta untuk mengenal
beliau lebih dekat melalui koleksi buku digital yang dimiliki.
Program
ePustaka ini menjadi karya yang tak terbantahkan, bahwa kualitas Pak Ahok
memang benar-benar beda. Ijakarta yang sudah berjalan sejak tiga tahun lalu, seperti
yang dilansir oleh liputan6.com (19/5/2016), dilounching bertepatan dengan Hari Buku Nasional, Senin (17/5/2016). Dan
aku sudah memakai aplikasi ini sejak November tahun 2016 lalu. Merasakan
dampaknya secara langsung, meskipun aku bukanlah warga Jakarta. Bisa mengakses
banyak buku gratis yang berbobot yang kalau kita beli buku fisiknya diluar
belum tentu mampu.
Ijakarta sebagai
salah satu pelopor aplikasi perpustakaan digital berbasis media sosial di
Indonesia. Memadukan potensi serta kegemaran warga Jakarta di media sosial
dengan pemenuhan kebutuhan warga akan informasi serta ilmu pengetahuan melalui buku
yang berkualitas. Dimana menurut Tike Priatnakusumah, penyiar radio dan bintang
televisi, “Ijakarta menjadi solusi yang tepat
bagi para “digital native” dan
bagi mereka yang butuh medium tanpa batas untuk mengekspresikan dirinya melalui
tulisan atau untuk meningkatkan pengetahuan.
Wandi S.Brata,
Direktus Pelaksana Yayasan Nusa Membaca, kemudian mengatakan bahwa apa yang
dilakukan di dalam iJakarta dapat menjadi model bisnis baru bagi dunia buku.
Dimana penulis dan penerbit terlindungi dengan adanya hak cipta digital yang
jelas. Kemudian adanya kesempatan langsung
maupun ruang yang lebih luas ketika mau berinteraksi dengan pembaca dan
komunitas.
Penggunaannya
aplikasi ini juga cukup mudah. Bisa digunakan di berbagai platform, seperti iOS, Android maupun PC. Dengan hanya mendownload aplikasi tersebut, masuk
dan mendaftarkan diri dengan menggunakan akun Facebook kita ataupun email yang
kita miliki.
Adapun
keuntungan untuk menjadi membershipnya,yakni jangka waktu keanggotaan selama
satu tahun, bisa meminjam buku hingga 1000 buku, maksimal pinjam buku 3 judul
perhari, dan satu buku aktif selama 7 hari.
Berdasarkan
pantauan saya hari ini (6/2/2018), awalnya saya terkejut melihat sosok Gubernur
baru DKI H.Anies Rasyid Baswedan, Ph.D, dan Wakilnya Sandiaga Salahuddin Uno,
B.B.A., M.B.A ada di fitur ePustaka paling atas. Itu artinya beliau baru bergabung
dalam aplikasi Ijakarta ini. Tidak tahu kapan tepatnya bergabung di dalam wadah
perpustakaan digital Jakarta.
Bapak Anies
sudah menyumbangkan lima buku, lima salinan judul buku dan ada 131 anggota
kepustakaannya, dengan jumlah followers
baru 59 orang. Dengan kondisi sekarang, 4 buku diantaranya sudah habis
salinannya. Itu artinya kita tidak bisa lagi meminjam buku-buku itu.
Sedangkan Bapak
Sandiaga Uno juga memiliki 5 buku, 5 salinan buku, jumlah keanggotaan pustakanya
sebanyak 77 anggota. Sedangkan jumlah followernya baru 55 orang. Dengan kondisi
bukunya, 3 salinan copy nya sudah
habis.
Bagaimana dengan
Pak Ahok. Berdasarkan penelusuran saya, beliau mempunyai 43 buku, tapi jumlah
salinannya sebanyak 88 buku. Itu artinya masing-masing judul buku memiliki
minimal dua salinan. Ketika buku yang satu dipinjam, berarti masih ada stok
satu lagi yang bisa kita pinjam. Jumlah keanggotaan pustakanya mencapai 676
anggota. Sedangkan jumlah followernya sudah mencapai 3.669 orang.
Sedangkan
Bapak Drs. DJarot Saiful Hidayat, M.Si., meskipun dalam Profil beliau di Ijakarta, masih ‘Trial Version’, beliau memiliki 17
judul buku, dengan jumlah salinannya sebanyak 950 salinan, keanggotannya mencapai
74 orang. Jumlah followersnya baru
340 orang.
Terakhir,
bersyukur buat Bapak Anies ternyata masih meneruskan aplikasi ini. Seandainya
kalau tidak, kita tidak bisa lagi mengakses buku gratis berkualitas. Bahkan
buku-buku yang baru terbitpun ada disitu. Ketika tidak punya uang untuk membeli
buku baru, kalau mau yang gratisan, yah mari gunakan aplikasi tersebut.
Pernah
berpikir, kenapa sewaktu menjabat dulu sebagai Menteri Pendidikan, tidak
mencoba memulai aplikasi yang seperti ini. Padahal ketika kita didaulat sebagai
seorang menteri yang menangani seluruh pendidikan yang ada di Indonesia ini,
tugasnya yakni membuat bangsa ini semakin cerdas dan berwawasan luas. Tapi ya,
sudahlah, beliau memang tidak memiliki mimpi seperti mimpinya Ahok. Bisanya
hanya untuk mengikuti ajalah. Itupun sudah baik.
Bagaimana jika
kebijakan baik lainnya, tapi akhirnya tidak diteruskan atau artinya dihentikan.
Kita mau bilang apa. Kita sebagai hanya warga masyarakat hanya bisa berkata, ya
sudahlah.
Sekali lagi, thanks buat Pak Anies yang masih
melanjutkan aplikasi Perpustakaan Digital gratis ini. Selamat buat kebijakan
baik Bapak.
BalasHapusAnda salah satu pencinta permainan Poker?
Mari join bersama kami di agent POKERVITA
Dapatkan bonus menarik setiap hari & minggunya bersama kami
Info hub
WA:0812 2222 996